Bintang Pos, Jember – Jumlah tersangka kerusuhan berdarah di Kecamatan Puger, Kabupaten Jember, Jawa Timur, kian bertambah. Kini jumlah tersangka sudah mencapai 20 orang.
“Tujuh orang terkait kasus pengeroyokan terhadap Eko Mardi Santoso, 10 orang terkait kasus kekerasan terhadap orang atau pun barang (perusakan) Pondok Pesantren Darus Sholihin, dan 3 orang karena membawa senjata tajam,” kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Awi Setiyono, Selasa (17/9/2013).
Tersagka kasus pengeroyokan dan perusakan Pondok Pesantren Darus Sholihin ditahan. Sementara tiga orang yang membawa senjata tajam dipulangkan. Mereka hanya dikenai wajib lapor. Jumlah tersangka bisa bertambah, jika memang tersangka yang sudah ditahan ‘bernyanyi’ dan menyebut nama lain.
Sementara itu, kondisi Puger kian kondusif. Namun kepolisian masih menyiagakan 8 satuan setingkat kompi dan TNI menyiagakan 5 satuan setingkat kompi untuk berjaga. Aparat keamanan tak ingin lengah, karena selama tujuh hari keluarga besar Eko Mardi menggelar tahlil dan doa bersama untuk korban tewas dalam insiden kerusuhan Puger.
Kerusuhan di Puger, Rabu (11/9/2013), melibatkan dua kubu, yakni kubu Ponpes Darus Sholihin dan Ustadz Fauzi. Kubu Ustadz Fauzi menolak Darus Sholihin mengadakan pawai peringatan HUT Kemerdekaan RI. Sementara ponpes ingin menggelarnya.
MUI Jember menyebut konflik dua kubu bernuansa sunni-syiah. Namun, Ponpes Darus Sholihin menolak jika dikatakan sebagai penganut dan penyebar ajaran syiah.
Massa yang diduga dari kubu Fauzi menyerang ponpes dan merusak fasilitas di sana, termasuk masjid. Aksi balasan terjadi, dan salah satu keponakan Fauzi, Eko Mardi Santoso, tewas diduga akibat dikeroyok jamaah ponpes. (bjt)