Bintang Pos, Surabaya – Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Pendidikan Musliar Kasim mengatakan anak-anak menjadi tidak kreatif karena tidak dibebaskan dalam menjawab pertanyaan.
“Anak tidak kreatif karena tidak dibebaskan dalam menjawab pertanyaan,” ujar Musliar dalam dialog pendidikan “Kurikulum 2013 Menyiapkan Generasi Emas Indonesia” di Jakarta, Senin (23/7).
Akibatnya, sambung dia, sangat sedikit anak-anak Indonesia yang menghasilkan hak paten. Hal itu berbeda dengan anak-anak di Cina yang setiap tahunnya menghasilkan lebih dari 1.000 paten. “Inti Kurikulum 2013 adalah kreativitas. Apapun pelajarannya harus dimulai dengan kreativitas,” jelas dia.
Kurikulum 2013, lanjut dia, mengajarkan anak untuk kreatif karena setiap tugas tidak memiliki satu jawaban yang benar, melainkan menolerir jawaban yang nyeleneh, menekankan pada proses dan bukan hasil, hingga memberikan peserta didik untuk mencoba sendiri. “Kreativitas dimulai dari rasa ingin tahu,” kata dia, menegaskan.
Musliar mengatakan bahwa dalam Kurikulum 2013 ada empat elemen yang berubah, yakni standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. “Sebelumnya pada Kurikulum 2004 dan KTSP 2006 yang menonjol adalah mata pelajaran,” kata dia.
Musliar meyakini bahwa Kurikulum 2013 lebih baik dibandingkan dengan kurikulum yang sebelum-sebelumnya. Kurikulum tersebut, sama dengan kurikulum yang diajarkan di sekolah-sekolah swasta yang mahal. “Kurikulum ini bertujuan untuk menghasilkan generasi muda yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif,” kata Musliar. (rbk)