Nusa Dua – Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan Indonesia memiliki peluang besar lepas dari jebakan kelas menengah. Masuknya Indonesia sebagai kelompok negara berpendapatan menengah yang mencapai USD 5.170 (sekitar Rp 62 juta) adalah indikator mampu menghindari jebakan kelas menengah.
“Indonesia akan menjadi negara berpendapatan tinggi pada 2030-an,” kata Bambang dalam seminar internasional yang bertema “Avoiding The Middle Income Trap” di Hotel Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali, Jumat, 13 Desember 2013.
Dia mengatakan, untuk dapat tumbuh secara berkelanjutan dan mampu berakselerasi, sumber pertumbuhan harus bergeser dari akumulasi faktor produksi dan sumber daya alam ke produktivitas. Menurut dia, produktivitas adalah kata kunci untuk dapat terus tumbuh ke level yang relatif tinggi.
Bambang mengatakan, untuk meningkatkan produktivitas diperlukan langkah-langkah pengembangan sumber daya manusia serta memperluas akses masyarakat terhadap infrastruktur, sektor keuangan, dan pengembangan kajian.
Perbaikan kualitas sumber daya manusia, dia melanjutkan, perlu dilakukan dengan pengembangan sistem pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan industrialisasi. “Ini menjadi penting untuk menghindari miss match antara tenaga kerja yang diluluskan dan kualifikasi yang dibutuhkan sektor industri,” katanya.
Pembangunan infrastruktur yang memadai, kata dia, akan mendorong peningkatan kapasitas produksi nasional sehingga memungkinkan ekonomi tumbuh pada level potensialnya. Potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia diyakini akan selalu tinggi, namun terhambat oleh keterbatasan infrastruktur yang memadai, seperti suplai energi, jalan raya, pelabuhan, dan fasilitas pergudangan.tmp